Silent Flash Fiction

Photo by yang wewe on Unsplash

 Judul: - (Silent Flash Fiction)

Nabiel Yafi'e


Aku menatap langit. Jingga dan indah seperti jus jeruk dingin yang hampir habis di depanku. Sesekali aku mengusap mata yang basah dengan lengan. Sementara orang di depanku tertunduk lesu.


Setelah lama tidak bertemu, ini kencan pertama kami berdua. Di sebuah kafe outdoor, sore hari.


Ketika ia datang, aku memalingkan wajah setelah menunjuk-nunjuk arlogi kepadanya. Dia memasang wajah cemberut menangkupkan tangan. Namun, jus jerukku sudah separu habis. Aku berdiri dan ingin pulang. Dia menahanku mengisyaratkan lima jarinya.


Dan, beginilah sekarang keadaannya, dia tertunduk lesu. Aku memandangi matahari yang mau tenggelam sembari menunggu apa yang dia ucapkan, lagak-lagaknya dia ingin putus.


Aku mengerling ke arahnya, dia tidak kunjung mengatakan apa-apa, hanya menunduk. Tatapannya ke bawah dan sesekali menggaruk leher dengan telunjuknya.


Aku menggebrak meja. Semua orang yang ada di sana melirikku. Aku tidak peduli. Aku pergi.


Tanganku ia genggam demi mencegatku. Aku menangkisnya keras. Namun, ketika aku menoleh, ia berlutut dengan satu kaki menyodorkan kotak kecil berwarna merah. Cincin berkilauan mengintip ketika kotak merah itu dibukanya perlahan. Tampak indah, dengan berlian mungil di tengahnya.


Aku membekap mulutku, menangis bahagia.


Banjar/21/8/20

Comments